Sebuah cita-cita merupakan realisasi progresif dari sebuah impian dalam sebuah kerangka waktu yang telah ditentukan. Bisa juga berarti, jika Anda sependapat, cita-cita adalah elemen spesifik dari lukisan besar visi yang hendak kita capai atau raih dalam kurun waktu tertentu. Seumpama takdir kita adalah gedung pencakar langit, cita-cita Anda adalah batu dan besi beton yang menjadi fondasinya.
Menjadi penting bagi kita untuk memahami bahwa cita-cita adalah landasan bagi usaha mewujudkan takdir yang menjadi alasan mengapa kita dilahirkan. Merupakan faktor kunci yang menentukan peristiwa-peristiwa dalam hidup kita. Successories mengatakan bahwa cita-cita merupakan usaha, namun keberanian saja tidaklah cukup bila tanpa tujuan dan arah.
Ia (cita-cita) yang berasal dari tujuan dan arah merupakan sesuatu yang hanya dapat kita ciptakan dari hati. Hanya saja, kita melihat, seseorang sangat terbebani oleh besarnya cita-cita tertingginya dan bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah cita-citaku realistis ataukah aku sekadar bermimpi?. Haruskah aku mendengarkan orang-orang yang menyarankanku untuk menyerah dan menerima yang biasa-biasa saja?”
“Anda seharusnya tidak hanya memusatkan perhatian pada cita-cita utama Anda,” kata Patrick Snow. Jauh lebih mudah hanya berkonsentrasi pada tantangan selanjutnya dan kemudian berjalan menuju cita-cita utama selangkah demi selangkah. Jika tidak, akan begitu mudah terbebani oleh seluruh cita-cita dan kemudian menyerah. Kita perlu perhatikan hikmah yang mengatakan: 
“Cita Cita Bukanlah Janji, Melainkan Komitmen"
Cita Cita Bukanlah Harapan, Melainkan Visi"
Kita Tidak Berkhayal atau Berharap Bahwa Cita cita Itu
Akan mencari kita; Tapi Kitalah Yang Mencari Mereka"
Cita Cita Tidak Bermula di Otak Anda, Tapi Di Hati Anda.”

Kita bisa memilih untuk membangun dan menciptakan takdir kita sendiri. “Ada saat ketika kita harus dengan tegas memilih jalan mana yang akan kita tempuh atau tempaan peristiwa yang terus-menerus akan memutuskannya untuk kita,” kata Herbert Prochnow. Bagi mereka yang memilih “pasrah” mirip setangkai daun yang jatuh dari sebuah pohon ketika badai melanda yang melayang layang tanpa tujuan hingga mendarat di suatu tempat tak dikenal.
Orang-orang seperti itu, kata Snow, jatuh ke mana pun angin bertiup. Lelah dan terpukul hingga pada akhirnya terinjak-injak dan remuk! “Saya tahu hal itu mungkin terdengar kasar, namun pikirkan tentang semua orang di dunia ini yang tidak pernah melakukan sesuatu yang berarti dan akhirnya terlambat menyesali segala yang SEHARUSNYA BISA DAN SUDAH mereka capai”, ujarnya.
edit post

Comments

0 Response to 'Menetapkan Cita Cita Yang Tinggi'

My Pictures