Anak-anak di bawah umur 10 tahun belum dapat menggunakan logika berpikir secara maksimal. Apa yang mereka lihat akan langsung dipraktikan tanpa menganalisis benar atau salah. Setelah mereka melakukan tindakan itu dan merasa mendapatkan kenikmatan, mereka akan mengulangi tindakan tersebut lagi dan lagi. Dengan demikian, tak mengherankan jika anak-anak adalah target utama para pembuat dan pemasar tayangan pornografi.
Elly Risman, Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, menerangkan, sebelum membuat tayangan pornografi, para ahli berkumpul untuk merancang "strategi". "Ada ahli dari ahli syaraf, psikolog, dan yang pasti ahli-ahli dari pembuat teknologi yang membuat tayangan tersebut menarik. Kemudian, pasar yang dibidik adalah anak laki-laki yang belum baliq," ujarnya setelah pembahasan Uji Materi UU Anti Pornografi, di Kantor KPAI Jakarta, Selasa (5/5).

Ia menerangkan, pada anak laki-laki yang belum mengalami masa puber sekitar umur 9 tahun, mereka mempunyai rasa penasaran yang tinggi terhadap tayangan pornografi. "Anak-anak dilarang menonton tayangan itu oleh orangtuanya dengan alasan masih kecil, dan itu membuat rasa penasaran mereka bertambah," kata dia.

Saat orangtua lengah, ia melanjutkan, anak akan mencuri-curi untuk menonton tayangan pornografi itu. Setelah menonton tayangan tersebut, apa yang dilihat akan tersimpan terus di dalam sistem limbik. "Tak jarang saat menonton, anak mengalami orgasme. Pada saat itu mereka memang merasa berdosa. Namun, karena merasa ada sesuatu yang menyenangkan, mereka akan mengulanginya lagi," ungkapnya.

"Dan setelah mengalami 33-36 kali pengalaman orgasme, seumur hidup anak akan kecanduan pada tayangan pornografi itu," imbuhnya.

Menurutnya, jika pada umur 9 tahun saja anak sudah kecanduan dengan tayangan pornografi, pada usia 14 tahun anak itu berpotensi melakukan hal-hal yang lebih berbahaya lagi karena setiap hari kadar adiksi dan tingkah laku anak terus berkembang.

"Untuk mencegah anak-anak kecanduan pada tayangan pornografi, orangtua juga harus mengawasi kegiatan anak. Kalau mau memberikan mainan untuk anak, sebaiknya dilihat dulu, kalau tidak mengerti tanya pada pihak lain," kata dia.

"Hilangkan budaya tidak peduli antara anak dan orangtua. Walaupun sibuk, tetap berikan perhatian kepada anak. Selain itu, pemerintah juga harus menegakkan peraturan dengan tegas. Anak-anak harus dilindungi," tandasnya.

Sumber : Kompas.com
Bukan hanya untuk mencari berita terkini, kegiatan membaca buku, membayar rekening listrik, hingga curhat dengan sahabat di belahan dunia lain kini bisa dengan mudah dilakukan menggunakan fasilitas internet.

Rasanya, hidup kita sekarang tak mungkin dipisahkan dari internet. Bahkan, bangun tidur pun yang dilakukan pertama kali adalah membuka internet untuk meng-update status di situs jejaring sosial.

Namun, waspadailah bila waktu Anda berselancar di dunia maya ini sudah masuk pada zona kecanduan. Studi teranyar menunjukkan bahwa 1,2 persen orang yang kecanduan internet cenderung mengalami depresi. Kesimpulan ini dihasilkan berdasarkan survei yang dilakukan secara online terhadap 1.310 pengguna internet.

Responden dalam survei ini berusia 16-51 tahun. Mereka ditanyai durasi penggunaan internet dan tujuannya. Para responden juga diberi beberapa seri pertanyaan untuk mengetahui apakah mereka menderita depresi.

Peneliti menemukan bahwa sejumlah responden mempunyai dorongan tinggi untuk berinternet hingga menggeser kehidupan sosial di dunia nyata. Mereka lebih suka berkomunikasi lewat situs jejaring sosial atau chat room. Sebanyak 1,2 persen responden tergolong dalam pencandu internet. Mereka lebih banyak berinteraksi di situs jejaring sosial, perjudian, atau situs porno.

Ketua peneliti, Dr Catriona Morrison, mengatakan bahwa di dunia modern ini internet memegang peran yang sangat penting tetapi diiringi dengan sisi gelap. Para pencandu internet lebih rentan depresi dibanding pengguna internet biasa.

"Banyak pengguna internet yang lebih mudah mengurus tagihan rekening, membalas e-mail, atau berbelanja. Namun, mereka juga mengaku sulit membatasi waktunya untuk memakai internet hingga mengganggu kehidupan nyata," paparnya.

Morrison mengungkapkan, belum diketahui apakah penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan depresi atau mereka adalah orang-orang depresi yang menenggelamkan diri di dunia maya.

DrVaugn Bell dari Institute of Psychiatry di King's College London mengatakan, secara definisi, orang yang "kecanduan internet" memang secara emosional tertekan. Dengan demikian, ia berpendapat bahwa hasil studi ini tidak mengejutkan.

Studi ini menguatkan studi sebelumnya yang menyatakan bahwa orang yang stres atau dilanda kecemasan cenderung menggunakan internet lebih sering dibanding orang yang emosinya stabil. Menurut para pakar, cara seseorang dalam bersosialisasi akan berdampak pada kesehatan mentalnya.

"Para pencandu internet mulai kehilangan makna pertemanan karena menggantinya dengan teman-teman virtual di jejaring sosial. Hal ini mungkin memengaruhi kesehatan mental mereka," kata Sophie Corlett dari Mental Health Charity Mind.

Ia menambahkan, sosialisasi seharusnya dilakukan lewat kegiatan tatap muka, dan interaksi langsung merupakan salah satu faktor yang membuat mental kita selalu dalam keadaan sehat. Biar bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial.

Sumber : Kompas.com
Ketika remaja, orang bermimpi untuk segera menikah dengan pasangan yang diidam-idamkan. Namun, tidak semua mewujudkan impian untuk menikah dengan berbagai alasan. Bahagiakah mereka?

Bagi banyak orang, menikah merupakan suatu panggilan mulia. Di dalamnya ada cinta sekaligus tanggung jawab terhadap orang yang dicintai. Dalam pernikahan, seseorang menyatukan diri dengan seorang lawan jenis yang menjadi pilihannya untuk mencapai kebahagiaan bersama.

Pernikahan idealnya merupakan sebuah muara dari sungai cinta/kasih sayang dan paduan komitmen antardua individu yang berbeda jenis. Dengan demikian, perkawinan dapat diharapkan menjadi tumpuan kebahagiaan bagi pasangan yang menjalaninya.

Namun, sayang sekali, tidak semua orang dapat merealisasikan keinginannya untuk menikah dengan orang yang dicintai. Sebagian dari mereka tetap melajang dan sebagian lainnya akhirnya menikah dengan berbagai alasan: mengikuti kehendak orangtua, demi status, demi kesejahteraan fisik (materi), dan lain-lain.

Sebagian orang lainnya tidak menemukan daya tarik nyata dari pernikahan. Bagi mereka, pernikahan lebih merupakan serentetan tanggung jawab, bahkan mungkin merupakan serentetan persoalan.

Apabila demikian, pernikahan ibarat kontrak yang tidak menarik untuk dijalani. Mereka yang berpandangan negatif seperti itu sejak awal sebelum menikah tentu saja cenderung memilih untuk tidak menikah.

Anehnya, mereka yang memilih tetap melajang pada kenyataannya juga tidak selalu tenang menikmati masa-masa melajang. Banyak di antara mereka mengalami keraguan pada usia matang, menjelang 30 hingga 40 tahunan, bertanya-tanya mengenai pilihannya sendiri: benarkah tidak perlu menikah?

PENTINGNYA edukasi atau pendidikan tentang seksualitas khususnya bagi kalangan remaja memang tak terbantahkan lagi. Derasnya arus informasi telah menyebabkan orang tua sulit lagi menahan atau membatasi anak-anaknya dari akses informasi termasuk perihal seksualitas.

Oleh karena itulah, edukasi soal seks kini telah mulai diupayakan untuk menjadi bagian dari pendidikan sekolah, meskipun belum bisa menjadi bagian kurikulum. Berkat inisiatif serta dorongan sejumlah lembaga nirlaba, sekitar 20 Sekolah Menengah Atas (SMA) di lima wilayah Jakarta telah menjadikan edukasi seks sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang digelar secara rutin setiap pekannya.

Seperti diugkapkan Direktur Mitra INTI Foundation, Laily Hanifah M.Kes, pihaknya bersama dengan beberapa lembaga non profit lainnya telah berhasil melobi serta mendesak beberapa sekolah menggelar pendidikan seks sebagai kegiatan ekstrakurikuler.

“Ada empat sekolah di tiap wilayah di Jakarta yang telah berinisiatif menjadikan pendidikan seks sebagai bagian ekstrakurikuler. Di antara mereka ada yang sudah mulai, sebagian lain masih dalam persiapan untuk mulai,” papar Laily di sela-sela talkshow “Seksualitas di Indonesia : Tabu atau Perlu?” dan acara peluncuran Buku Kesproholic di Jakarta, Kamis (10/7). .

Untuk saat ini, lanjutnya, pendidikan seks sebagai memang belum memungkinkan untuk menjadi bagian kurikulum sekolah menengah mengingat padatnya jadwal serta beban pelajaran. Laily juga menyesalkan pihak pemerintah yang seperti menutup mata terhadap pentingnya pendidikan seks menjadi bagian dari pelajaran di sekolah-sekolah.

“Padahal edukasi seks jelaslah sangat penting mulai SD hingga perguruan tinggi Kenapa pemerintah seperti tidak bertindak apapun. Seharusnya pemerintah yang punya power lebih gencar dalam hal ini. Oleh karena itulah, menjadikannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler merupakan langkah awal. Yang penting, ada komitmen dari pihak sekolah dan pendidikan seks di sekolah. Yang memberi materi juga sebaiknya guru sekolah masing-masing supaya berkesinambungan,” tambahnya

Bila pilot project ini berhasil, lanjut Laily, diharapkan pemerintah akan semakin terbuka mata. Dengan begitu, pendidikan seks diharapkan akan menjadi mata pelajaran di seluruh sekolah di masa mendatang.

Sumber : kompas.com
Sebuah cita-cita merupakan realisasi progresif dari sebuah impian dalam sebuah kerangka waktu yang telah ditentukan. Bisa juga berarti, jika Anda sependapat, cita-cita adalah elemen spesifik dari lukisan besar visi yang hendak kita capai atau raih dalam kurun waktu tertentu. Seumpama takdir kita adalah gedung pencakar langit, cita-cita Anda adalah batu dan besi beton yang menjadi fondasinya.
Menjadi penting bagi kita untuk memahami bahwa cita-cita adalah landasan bagi usaha mewujudkan takdir yang menjadi alasan mengapa kita dilahirkan. Merupakan faktor kunci yang menentukan peristiwa-peristiwa dalam hidup kita. Successories mengatakan bahwa cita-cita merupakan usaha, namun keberanian saja tidaklah cukup bila tanpa tujuan dan arah.
Ia (cita-cita) yang berasal dari tujuan dan arah merupakan sesuatu yang hanya dapat kita ciptakan dari hati. Hanya saja, kita melihat, seseorang sangat terbebani oleh besarnya cita-cita tertingginya dan bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah cita-citaku realistis ataukah aku sekadar bermimpi?. Haruskah aku mendengarkan orang-orang yang menyarankanku untuk menyerah dan menerima yang biasa-biasa saja?”
“Anda seharusnya tidak hanya memusatkan perhatian pada cita-cita utama Anda,” kata Patrick Snow. Jauh lebih mudah hanya berkonsentrasi pada tantangan selanjutnya dan kemudian berjalan menuju cita-cita utama selangkah demi selangkah. Jika tidak, akan begitu mudah terbebani oleh seluruh cita-cita dan kemudian menyerah. Kita perlu perhatikan hikmah yang mengatakan: 
“Cita Cita Bukanlah Janji, Melainkan Komitmen"
Cita Cita Bukanlah Harapan, Melainkan Visi"
Kita Tidak Berkhayal atau Berharap Bahwa Cita cita Itu
Akan mencari kita; Tapi Kitalah Yang Mencari Mereka"
Cita Cita Tidak Bermula di Otak Anda, Tapi Di Hati Anda.”

Kita bisa memilih untuk membangun dan menciptakan takdir kita sendiri. “Ada saat ketika kita harus dengan tegas memilih jalan mana yang akan kita tempuh atau tempaan peristiwa yang terus-menerus akan memutuskannya untuk kita,” kata Herbert Prochnow. Bagi mereka yang memilih “pasrah” mirip setangkai daun yang jatuh dari sebuah pohon ketika badai melanda yang melayang layang tanpa tujuan hingga mendarat di suatu tempat tak dikenal.
Orang-orang seperti itu, kata Snow, jatuh ke mana pun angin bertiup. Lelah dan terpukul hingga pada akhirnya terinjak-injak dan remuk! “Saya tahu hal itu mungkin terdengar kasar, namun pikirkan tentang semua orang di dunia ini yang tidak pernah melakukan sesuatu yang berarti dan akhirnya terlambat menyesali segala yang SEHARUSNYA BISA DAN SUDAH mereka capai”, ujarnya.
Untuk menumbuhkan kesadaran diri yang ada pada diri kita membutuhkan sejumlah jenis kecerdasan yang bekerja secara menyeluruh yang mana kecerdasana ini merupakan anugerah yang hanya ada pada manusia. Kesadaran ini pada dasarnya merupakan istilah lain bagi ruang antara stimulus dan respons. Ruang di mana kita bisa berhenti dulu sejenak lalu membuat sebuah pilihan atau keputusan.
Melalui upaya kita untuk memahami dan menyadari asumsi, teori, dan paradigma kita yang mendasar secara eksplisit adalah bagian proses bagi pencapaian kesadaran diri dan hal ini merupakan salah satu aktivitas yang memberikan efek pelipatgandaan terbesar yang bisa kita lakukan. Selama ini, dalam ketidaksadaran kita, sering kali membuat berbagai macam asumsi, teori maupun paradigma namun tidak eksplisit.
Kita perlu sadar akan hal itu dan kesadaran akan semua asumsi hingga paradigma itu ke alam bawah sadar, secara eksplisit setara dengan kemampuan kita untuk melakukan lompatan kuantum yang luar biasa besarnya dan untuk mencapai kesadaran diri kita perlu meminta umpan balik dari orang lain. Perlu dipahami bahwa kita memiliki titik-titik buta (blind spots). Sebagian dari titik-titik buta itu benar-benar bisa melumpuhkan efektivitas kita.
Namun, jika kita mengembangkan kebiasaan, baik secara informal maupun formal, untuk meminta umpan balik dari orang lain, akan mempercepat laju pertumbuhan dan perkembangan diri kita. Kebiasaan ini, kata Stephen Covey, akan mirip dengan melakukan riset pasar dan membandingkan diri dengan mereka yang unggul di tingkat pada bidang tertentu. Proses semacam ini sering memberikan informasi mengenai tink-titik buta yang juga tidak dapat dilihat oleh orang lain. Banyak orang melihat doa, meditasi, dan kontemplasi serta shalat (dalam Islam) sebagai jalan untuk memahami pengarahan dari nurani dan untuk melihat kehidupan sebagai sebuah misi, sebuah tanggung jawab dan peluang untuk berkontribusi. Doa juga bisa memberikan kekuatan dan keberanian untuk melangkah mundur, mengakui kesalahan kepada orang lain, minta maaf, memperbarui komitmen, dan kemudian kembali ke jalur untuk maju.
Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah,dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua. Wanita itu berkata: “Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti sedang lapar.Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk menganjal perut. Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, “Apakah suamimu sudah pulang? Wanita itu menjawab, “Belum, dia sedang keluar. “Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk.
Kami akan menunggu sampai suami mu kembali, katapria itu. Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, “Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini.
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam. “Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama”, kata pria itu hampir bersamaan.”Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seorang pria itu berkata, “Nama dia Kekayaan,”katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut di sebelahnya, dan “sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.
Sedangkan aku sendiri bernama Cinta. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk ke rumahmu.
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. “Ohho…menyenangkan sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan. Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, “sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen gandum kita. “Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. “Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Cinta yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Cinta. Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. “Baiklah, ajak masuk si Cinta ini ke dalam. Dan malam ini, Si Cinta menjadi teman santap malam kita.
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. “Siapa diantara Anda yang bernama Cinta? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini. Si Cinta bangkit, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho..ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta.
Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan. “Aku hanya mengundang si Cinta yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga? Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. “Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Cinta, maka, kemana pun Cinta pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Cinta, maka Kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami buta. Dan hanya si Cinta yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini.
jangan tanyakan cinta padaku…..
hatiku hancur karenanya….
jangan tanyakan siapa cintaku….
karena aku dibuat sakit olehnya….

jangan katakan cinta sejati…
jika engkau melupakannya…
jangan katakan cinta suci
jika itu pahit rasanya
entah kenapa cinta sejati tak pernah dapat kumiliki
hingga kucoba tuk lupakannya
tapi dia tak kunjung pergi

apakah benar dia cinta sejatiku…
jika benar, kenapa buat aku semakin pilu
adakah orang yang datang padaku
dengan membawa cinta yang suci untukku
jika ada, akan aku balas seribu kali dariku
karena aku ingin bangkit dari laraku.
semoga engkau tau, bahwa itulah diriku.

Aku sendiri gak tau artinya First Love>>>????
Kebanyakan orang sich menganggap first love yaitu sesuai artinya,,,, cinta pertama…

Jika memang cinta pertama???? Apa bedanya dengan cinta monyet???? Jika beda, duluan mana antara cinta pertama dengan cinta monyet????
Aku bingung mana cinta pertamaku>>>?????? Dan mana cinta monyet itu???
Menurutku cinta pertama itu dimana awal dari pertama kalinya aku jatuh cinta ma seorang cewek,,,, dan saat itu aku duduk di bangku SD, waktu itu ada seorang cewek yang perhatian ma aku>>> dia pintar, cantik, dan soleha…. dia selalu mengajariku disaat aku gak bisa, dan akupun mengajarinya disaat dia gak bisa>>>> waktu ku sakit, dia perhatian banget…. dan saat itupun aku jatuh cinta ma dia,,, katakan saja namanya si R (karena nama depannya berhuruf R) dia cinta pertamaku,,,, tapi aku gak pernah ngungkapin perasaanku,,, maklum, saat SD aku pemalu,,,waktu terus berjalan,,,hingga akupun beranjak SMA, sejak lulus SD, aku jarang bertemu dengannya, meskipun si R itu 1 desa denganku, tapi kita gak pernah bertemu, karena beda SMP,,, di senggang waktu,,, aku kangen ma dia>>> tapi akupun gak tau,,, apa dia kangen ma aku>>>>waktu SMA,,, aku sering ketemu dia,,, karena dia skul di SMADA, aku dah merasa dewasa,, aku coba nembak dia,,,, meski agak gugup,,, (maklum, selama SMP aku gak pernah pacaran,,, Cuma fokus sama pelajaran,,,,) waktu aku nyata’in cinta ma dia,,, dia bingung bilang apa???? Ternyata si R itu menolak aku,,, dengan alasan sungkan ma keluargaku,,,, dia begitu akrab ma keluargaku,,, dan dia menginginkan bersahabat,,, dengan besar hati,,, aku pun menerima keputusan dia,,, (meski agak sakit, sedih,, karena pertama kali nembak cewek,,, ech,,, di tolak) padahal dia itu cinta pertamaku……
Waktu terus berjalan,,, selang berganti,,,, akupun sedikit lupa ma si R,,, (wach,,,, ternyata Cinta Pertama bisa dilupakan yach>>>>) waktu terus berlalu,,, akupun udah ganti2 pacar,,, smpe suatu hari aku ketemu ma seorang cewek yang cuwek, jutek,,,, tapi dia tu cantik, baik, jujur, dan aku yakin dia tuch cewek yang setia,,, hari demi hari,,, akupun dekat ma dia,,, ngobrol, bercanda,,, dan pada suatu kesempatan,,, aku bilang lok aku cinta ma dia,,, dia bingung harus menjawab,,, tapi kita semakin akrab,,, gak tau kenapa,,, tiap hari aku merindukannya,,, waktu terus berjalan,,, dia tetep gak menjawab,,, entah dia cinta aku juga / gak>>> apa mungkin dia melihat aku lok aku lagi pacaran ma cewek lain>>> padahal cewek yang deket ma aku itu bukanlah pacarku,,, tapi kebanyakan orang menganggap aku pacaran,,, hingga akhirnya lulusan,,, aku sedih,,, tiap hari aku merindukannya,,,, selang waktu,,, aku pergi ke pantai ma dia,,,, aku bahagia banget,,,, akupun menanyakan tentang perasaanku itu,,, dia malah menjawab, kenapa kamu cinta ma aku??? Aku bicara jelasin panjang lebar,,, tapi dia Cuma tersenyum,,, sebelum pergi,,, dia memberiku sebuah gelang yang indah,,, buatan dia sendiri>>>> akupun menjaganya,,,,,,,,,
aku sedih,,, setelah dia pergi,,, akupun pergi ke bali,,, dan dia ada di surabaya,,,, tiap hari aku lalui,,, senggang waktu,,, aku menelponnya,,, aku gak tau dia sayang / gak ma aku,,, tapi perasaan mengatakan lok dia cinta ma aku,,,, akupun sealu mencintainya,,, hingga akhirnya aku kehilangan kontak dengan dia,,, >>>> saat itu,,, aku gak tau gmn kabarnya,,, aku sangat sedih,, sedih,,, terluka,,,, merasa kehilangan,,,(apakah ini disebut cinta sejati) yang kulihat hanya pemberian gelang bersama suratnya,,, saat rindu dia,,, gelang & suratnya aku baca,,, akupun terus menyimpannya,,, saat pulang ke jawa,,, tiba2 gelang itu hilang>>>> akupun menangis&merasa kehilangannya,,,, sampai saat itu rasa cinta kepadanya masih ada>>> hingga saat itu ada seorang cewek yang suka sama aku,,, akhirnya rasa cinta inipun aku pendam (berharap dia kembali) dan akupun menerima cinta cewek itu>>> aku pacaran Cuma 4 bulan putus,,, akupun sering berganti2 pacar,,, smpe 7 kali aku pacaran dengan waktu yang berbeda2,,,>>> 2 tahun terus berlalu,,, saat itu aku kerja di genteng di warnet,,,terkadang aku teringat ma dia aku sangat sedih>>> hingga akupun sering buat puisi,,,,hingga di akhir tahun 2009,,, aku sudah jomblo selama 2 bulan,,, akupun bingung,,,(maklum,,, biasa pacaran,,, tiba2 jomblo 2 bulan) di akhir 2009,,, akupun pindah kerja,,, di suatu sekolah setingkat SMP, yaitu di MTs. Saat itu aku gak buka Facebook 3 hari,,, untung aja di MTs ada koneksi internet,,, waktu itu malam aku kesana dan aku langsung buka Facebook,,, maklum,,, terbiasa membuka Facebook,,, 3 hari gak buka rasanya pegel2,,,
Waktu aku buka,,, aku kaget banget,,,, rasa seneng,,, sedih,,, bercampur,,, hingga akupun menangis,,,, aku gak menyangka,,,, orang yang udah 2 tahun lebih aku tunggu,,,, saat itu dia mengirim pesen ke aku>>>> aku merasa sangat bahagia,,, tapi juga sedih,,,, aku takut,,, saat itu dia udah menikah,,, tapi ternyata belum,,, hatiku terasa hangat,,,,waktu itupun aku seneng banget,,, plus kaget,,, karena tiba2 dia ada di hongkong>>>> ternyata saat itu dia menjawab cintaku,,,,,, dan meski jauh,,, aku tetep menunggunya,,,, aku gak mau kehilangan dia lagi>>> mungkin ini yang disebut cinta sejati>>>> akupun selalu bahagia menunggunya,,,, begitupun dia,,, dia sangat mencintaiku&sangat merindukanku……>>>>>

Jadi menurutku cinta pertama / first love itu ya hanya awalan dari perjalanan cinta>>>>>> dan bagiku hal yang biasa,,, meski terkadang sulit,,,, tapi bukanlah hal yang istimewa,,,, dan dengan kata lain,,, sama aja seperti cinta monyet,,,,

Tapi kalau cinta sejati,,, ya begitulah ceritaku,,, dimana aku sangat sulit melupakannya,,, bahkan meski berganti2 pacarpun,,,, aku tetep mencintainya,,,
Itulah pengertian versiku tentang Cinta pertama ( First Love) dan Cinta Sejati

Entah menurut teman semuanya, >>>>>>>>>

My Pictures