/**-----------------------------.
Program Modus dengan bahasa C |
Diprogram oleh : pemrogram |
------------------------------**/
#include <stdio.h>
#include <conio.h>
#include <stdlib.h>
#define _MY_DEBUG
#if defined(_MY_DEBUG)
#define TRACE_LINE printf("\n1. Line : %d\n2. File : %s\n",__LINE__,__FILE__);
#else
#define TRACE_LINE
#endif
#define MAX 20
#define DELAY 10000000
#define INPUT 'i'
#define OUTPUT 'o'
#define TRUE 1
#define FALSE 0
typedef struct {
int number, sigma;
} Data;
typedef struct {
int count;
Data* data;
} List;
int InList(List, int),
Modus(int*, int),
ChoosePivot(int, int);
void UpdateList(List*, int),
AppendtoList(List*, int),
InputOutput(int*, int, const char),
QuickSort(int*, int, int),
// SelectionSort(int*, int),
Swap(int*, int*),
Delay(void),
FreeBuffer(int*);
int main(int argc, char *argv[]) {
system("COLOR 5");
int *buffer, n;
printf("Masukkan banyak data : ");
scanf("%d",&n);
fflush(stdin);
if((n > FALSE) && (n <= MAX)) {
buffer = (int*)calloc(n,sizeof(int));
InputOutput(buffer,n,INPUT);
printf("\n1. Data yang anda masukkan : ");
InputOutput(buffer,n,OUTPUT);
QuickSort(buffer,FALSE,(n-TRUE)); // FALSE = 0;
// SelectionSort(buffer,n);
printf("\n2. Data setelah disorting : ");
InputOutput(buffer,n,OUTPUT);
printf("\n3. Modus : %d\n",Modus(buffer,n));
}
FreeBuffer(buffer);
getch();
return(EXIT_SUCCESS);
}
#include
#include
#include
#define _MY_DEBUG
#if defined(_MY_DEBUG)
#define TRACE_LINE printf("\n1. Line : %d\n2. File : %s\n",__LINE__,__FILE__);
#else
#define TRACE_LINE
#endif
#define MAX 30
int SequentSearch(int*, int, int, int*, int*);
void InputData(int*, int), FreeBuffer(int*, int*);
int main(int argc, char *argv[]) {
system("COLOR 3");
int max;
puts("Sequential Search");
printf("Input a number : ");
scanf("%d",&max);
fflush(stdin);
if((max > 0) && (max <= MAX)) {
int key, sum = 0,
*buffer = (int*)calloc(max,sizeof(int)),
*pos = (int*)calloc(max,sizeof(int));
InputData(buffer,max);
printf("\nInput a Key : ");
scanf("%d",&key);
fflush(stdin);
puts("\nResult :");
if(SequentSearch(buffer,max,key,pos,&sum)) {
int i = 0;
printf("1. Sum of Data : %d\n",sum);
printf("2. Position : ");
while((pos[i]) && (i < sum)) {
printf("%d ",pos[i++]);
In English, every clause has a finite verb which consists of a main verb (a non-auxiliary verb) and optionally one or more auxiliary verbs, each of which is a separate word. Examples of finite verbs include write (no auxiliary verb), have written (one auxiliary verb), and have been written (two auxiliary verbs). Many languages, including English, feature some verbs that can act either as auxiliary or as main verbs, such as be (“I am writing a letter” vs “I am a postman”) and have (“I have written a letter” vs “I have a letter”). In the case of be, it is sometimes ambiguous whether it is auxiliary or not; for example, “the ice cream was melted” could mean either “something melted the ice cream” (in which case melt would be the main verb) or “the ice cream was mostly liquid” (in which case be would be the main verb).
Functions of the English auxiliary verb
sekitar tahun 1972 oleh Dennis Ritchie pada komputer DEC PDP-11 dengan sistem operasi UNIX.
Kelebihan dan kelemahan bahasa C
Introduction:
References:
distro satu ini layak anda coba untuk sebagai bandwitdh management, dan lain-lain. cocok bagi anda yg punya usaha warnet dan ingin memaksimalkan koneksinya.. berikut salinan artikelnya...
Ini informasi yang mungkin bukan informasi baru bagi anda yang sering “ngoprek”. tapi mungkin juga ada yang belum tahu. Penulis sendiri baru-baru ini mencoba OS ini, dan ternyata lebih bagus baik dari sisi fitur maupun akses remote. Penulis sendiri mencoba ClearOS ini dengan cara meng “UP GRADE” ClarkConnect versi 4.3 Community Edition ke ClearOS 5.1 Service Pack 1, dan runing Well. Intinya pada saat instalasi, piilih menu “upgrade” dan dalam waktu yang tidak lama, Server/Router kita sudah berubah menjadi ClearOS. Jika anda ingin meng “Up Grade” Clarkconnect anda, silakan download .
- Penulis: Harimurti Widyasena (sumber)
- Bahasa: Indonesia
- Jumlah Halaman: 14
- Format file: PDF
- Publisher: IlmuKomputer.Com
- Tahun terbit: Januari 2004
- Download makalah lengkap: harimurti-class.zip
Pengantar Algoritma dan Pemrograman
- Penulis: Alex Budiyanto- Bahasa: Indonesia
- Format file: PDF
- Publisher: IlmuKomputer.Com
- Tahun terbit: 2003
Download Tulisan Lengkap (PDF)
Cover Buku Bab 1: Pengantar Algoritma Bab 2: Aturan Penulisan Algoritma Lebih lanjut silahkan kunjungi disini |
saya masih awam akan linux, meski tak bisa, setidaknya membaca, dengan membaca, moga aq bisa mengaplikasikannya, mari kita belajar bersama
Dasar-dasar Linux (Ubuntu)
Dasar-dasar Linux, pas banget untuk pemula seperti saya. biar bisa saya baca-baca sewaktu online.
Linux terinspirasi oleh sistem operasi Unix yang pertama kali muncul pada tahun 1969, dan terus digunakan dan dikembangkan sejak itu. Banyak dari konvensi disain untuk Unix juga ada pada Linux, dan adalah bagian penting untuk memahami dasar-dasar dari sistem Linux.
Orientasi utama dari Unix adalah penggunaan antarmuka baris perintah, dan warisan ini ikut terbawa ke Linux. Jadi antarmuka pengguna berbasis grafik dengan jendela, ikon dan menunya dibangun di atas dasar antarmuka baris perintah. Lagipula, hal ini berarti bahwa sistem berkas Linux tersusun agar dapat dengan mudah dikelola dan diakses melalui baris perintah.
Tutorial persembahan dari Banksonk
Iseng² mainan NAT di mikrotik hihihi... pengennya sih redirect shell
huyee... langsung sajooo...
1. install webserver di PC yang posisinya berada dibawah router (bisa pake apache2, wampp, xampp dll).
2. kemudian buka mikrotik setting seperti berikut :
3. selesai... web server dibelakang router mikrotik bisa di nikmati dengan mengakses http://10.252.123.34:69/
nb : ingat dibelakang ip publik harus disertakan port tujuannya kalau tidak akan otomatis mengarah ke port 80 milik router...
Thank`s & Credit to
banksonk
Makanya.. biar gak ada kesulitan, download aja ebook ini.. bahasanya memakai bahasa indonesia kok.. asik kaan...?! oke.. link downloadnya ada dibawah nih...
Mari.. silahkan di download ebook Open Officenya... :D
1. Ebook OpenOffice Writer
2. Ebook OpenOffice Calc
3. Ebook OpenOffice Math
Semoga ebook ini bisa membantu kesulitan kita untuk mempelajari aplikasi Open Office.
sumber dari kang kontji
Re-setting mind adalah cara yang paling jitu untuk bisa “mengubah nasib” dengan cara mengubah cara berpikir dan perbuatan kita. Hampir sepuluh tahun yang lalu, ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Berkeley, bisa dibilang saya adalah “orang kamso” yang tidak mengerti apa-apa. “Culture shock” lah istilahnya, tahunya hanya jalan kaki dari dormitory di Norton Hall Durant Avenue ke kelas dan jalan-jalan weekend saja. Semuanya asing sehingga saya tidak begitu bisa “menangkap” apa yang terjadi di sekitar saya.
Sebenarnya, apa yang perlu “ditangkap” adalah perubahan apa yang terjadi di dalam diri kita ketika lingkungan kita berubah. Seperti sekarang harga BBM sudah tidak semanis dulu, jalan raya sudah demikian macetnya sehingga polusi sudah demikian kelabunya, serta keadaan politik yang sudah tidak menentu di tanah air. Ini semua adalah perubahan. Jadi kalau Anda pergi merantau, Andalah yang mengunjungi perubahan, kalau Anda tetap di tanah air, perubahanlah yang datang kepada Anda. Sama saja, sama-sama perubahan inilah yang membuat Anda “mabok perubahan.”
Ada orang yang secara psikis dan biologis menanggapi perubahan dengan keluh-kesah dan depresi. Ada pula yang menanggapinya dengan antusiasme yang tinggi karena “misteri” apa yang ada di ujung terowongan perubahan itulah yang menarik buatnya. Bagaimana ending perjalanan perubahan inilah yang menarik.
Jadilah yang kedua. Jika Anda adalah yang pertama (depresi), latihlah diri sendiri dengan memperkuat batin. Jika Anda adalah orang yang religius, jangan sekali-kali “meminta secara spesifik” dalam suatu bentuk yang Anda inginkan, misalnya “Saya mohon agar dikabulkan permohonan saya yaitu satu rumah yang elok dan gaji yang tinggi.” Namun, mintalah ke Yang Kuasa, “Mohon saya diberikan kekuatan, ketabahan dan keberanian untuk menjalankan hidup ini sebaik mungkin.”
Rabindranath Tagore pernah berkata, “Let me not pray to be sheltered from danger, but to be fearless in facing them. Let me not beg to for the stilling of my pain, but for the heart to conquer it.” Janganlah memohon untuk dilindungi dari bahaya, namun supaya diberikan keberanian dalam menghadapinya. Janganlah memohon supaya rasa sakit dihilangkan, namun supaya diberikan hati yang besar untuk menaklukkan rasa sakit itu.
Di perantauan, sebagaimana di tanah air, Teori Pareto 20-80 bekerja dengan jelas. Hanya 20% dari perantau yang sukses, sisanya pulang kampung atau termajinalisasi sebagai pariah. Mungkin tidak sebagai pariah dalam arti sebenarnya, namun stuck di satu tempat karena masalah-masalah yang bersumber dari kepribadiannya sendiri.
Mari kita telaah.
Keyakinan yang bersumber dari sumber-sumber yang salah kaprah, namun telah membentuk kepribadian seseorang sedemikian dalamnya sehingga re-setting mind sudah merupakan sesuatu yang almost impossible. Sebagai contoh, mind set bahwa seorang istri adalah seorang “dependent” alias “yang tergantung” sudah merupakan konsep yang kadaluwarsa. Ketergantungan emosional (sebagaimana pasangan suami istri dan sahabat karib) bukanlah justifikasi yang benar untuk segala hal.
Sebagai contoh, seorang istri yang memiliki kelebihan yang sangat tangible adalah juga seorang manusia. Jadi, mengecilkan arti kelebihan seorang manusia adalah suatu lelucon tidak lucu yang sangat tidak pantas dan sangat mengecilkan arti hakiki seorang manusia. Jelas sebagai seorang istri ia punya ketergantungan emosional dengan suaminya dan anak-anaknya, namun peran “istri” hanyalah satu dari sekian banyak earned status (istilah antropologinya). Melihat seorang wanita hanya sebagai “istri” adalah suatu konsep yang mungkin sudah ketinggalan zaman ratusan tahun lamanya. Maka saran saya, lihatlah dunia dalam proporsinya.
Manusia => Wanita => Istri => Ibu
Manusia => Wanita => Berkarir => Berkarir di PT XYZ => Manager => Punya Uang
Pandanglah seseorang sebagai “manusia” dulu, yang identik statusnya dengan Anda. Ia sama-sama punya darah dan daging, bisa sakit dan bisa mati suatu hari, terlepas dari siapa pun status sosialnya. Jangan sebaliknya. Apalagi jika seseorang itu orang “kaya”. Maka seakan-akan dia bukan lagi “manusia” karena segala pernak-perniknya yang bermerek.
Re-set your mind untuk hal-hal yang bersumber dari salah kaprah. Jangan biarkan hidup dalam kesalahkaprahan terus-menerus. Ibaratnya seperti Anda melihat gajah, jangan hanya belalainya saja, namun pandanglah luas keseluruhannya. Demikian pula dalam hidup. Dalam melihat permasalahan atau sedang menarik kesimpulan, jangan hanya mengambil satu segi saja.
Ada juga beberapa sumber lainnya yang sama dahsyatnya dalam mengunci pikiran salah kaprah kita, misalnya dari slogan-slogan, peribahasa, propaganda pemerintah, dan lain-lain. Sebagai contoh yang paling jelas adalah Pancasila. Pancasila “dipercaya” sebagai satu-satunya landasan negara yang paling bagus di seluruh dunia. Apa benar?
Ini jelas salah kaprah. Pandanglah Pancasila identik dengan landasan-landasan negara lain, buatlah perbandingan yang seimbang tanpa memasukkan unsur-unsur perasaan. Obyektiflah memandang Pancasila hanya sebagai salah satu bentuk landasan negara yang ada di dunia. Bagaimana hasil perbandingan itulah yang pantas untuk Anda ambil sarinya. Ambillah keputusan sendiri tentang kualitas dan kredibilitas Pancasila dari hasil perbandingan itu, jangan dengan mudah saja menelan “ini bagus” dan “paling bagus di seluruh dunia”.
Mungkin benar Pancasila paling sesuai dengan kultur Indonesia, namun yang jelas sangatlah congkak bagi kita untuk mengatakan bahwa Pancasila adalah landasan negara yang paling bagus di seluruh dunia. Karena, dengan menyatakan demikian, kita merendahkan landasan-landasan negara lain, termasuk negara-negara adidaya yang paling cepat menurunkan tangan ketika tanah air kita mengalami bencana. Juga ini berarti merendahkan negara-negara sahabat kita yang kita kasihi.
Jagalah hubungan kita di dunia dengan orang lain karena bisa saja suatu hari kita memerlukan mereka. Jangan congkak dengan cara memandang dunia yang sempit dan tidak pada proporsinya.
See beyond what’s given to you. Seek within. Seek without. Re-set your mind dengan cara melihat dunia dalam proporsinya. Anda pasti bisa sukses dengan mind set yang seperti ini. Di tanah air maupun di rantau.
Suryadi sendiri pernah mencoba mengabaikan prinsip ini beberapa tahun lalu. Dengan latar belakang seorang pengusaha garmen, ia kemudian masuk ke berbagai bidang bisnis lainnya, seperti properti, pembalut wanita hingga bisnis retail. Hasilnya? “Pikirannya saya bercabang-cabang. Pecah tidak karuan sehingga bisnis utama saya malah terabaikan dan bisnis baru pun tidak terlalu berkembang. Untunglah saya segera menyadari hal ini dan kembali ke bisnis utama saya, “ katanya.
Pengalaman yang dialami Suryadi juga pernah saya alami. Sebagai orang yang selalu merasa haus ilmu, saya suka sekali membaca. Setiap minggu saya selalu berkunjung ke toko buku. Sebagai pembicara publik, buku sangat membantu saya dalam menyiapkan bahan presentasi. Sayangnya ketika itu saya belum memutuskan bidang apa yang akan menjadi spesialis saya sebagai pembicara publik dan trainer. Akibatnya saya membeli buku dari berbagai bidang. Mulai dari motivasi, kewirausahaan, kepemimpinan, public relations, marketing hingga buku-buku spiritual.
Seiring dengan meningkatnya kesibukan, saya tidak lagi punya terlalu banyak waktu untuk membaca. Istri saya terkadang menasihati saya agar membeli buku yang dibutuhkan saja mengingat masih begitu banyak buku yang belum tuntas saya baca. “Fokuskan pada bidang tertentu saja sehingga pengeluaran untuk buku bisa kita hemat,”nasihatnya. Saya pun sadar kalau apa yang dikatakannya itu benar. Itulah sebabnya sejak beberapa waktu lalu saya lebih memfokuskan diri saya untuk mendalami ilmu motivasi dan kepemimpinan. Dua bidang ini begitu menarik hati saya dan saya merasa panggilan hidup saya memang ke arah situ. Berkat kegiatan belajar yang terfokus, dalam waktu dekat, saya bersama partner bisnis saya akan meluncurkan 2 lembaga pendidikan praktis di bidang kewirausahaan dan kepemimpinan.
Fokus memang penting. Saya punya seorang teman yang memiliki semangat hidup dan cita-cita yang tinggi. Tahun lalu ia bercerita kalau ia sedang aktif di bisnis pemasaran jaringan. Awal tahun ini ia berganti bidang bisnis ke arah minuman. Baru-baru ini ia bahkan banting setir lagi ke arah makanan. Tanpa perlu penjelasan panjang darinya, saya pun tahu kalau bisnisnya tidak ada yang berkembang pesat.
Saya mengamati salah satu alasan mengapa orang sering tidak bisa fokus adalah kecenderungan untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Melihat orang lain sukses di bisnis pakaian, ia pun ingin ikutan. Melihat temannya berkembang di bidang properti, hatinya pun tergiur padahal ia sama sekali tidak tahu seluk-beluk bisnis itu. Barangkali dalam pikiran bawah sadarnya terbentuk sebuah pemahaman kalau orang lain bisa sukses di bidang itu, saya pun pasti bisa.
Membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain bukan sikap yang bijaksana. Itu tidak adil. Setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang paling baik adalah kita senantiasa berfokus pada kekuatan-kekuatan kita. Dalam buku The Power of Focus, Jack Canfield menulis, “You must invest most of your time every week doing what you do best, and let others do what they best.” Ya, luangkanlah waktu Anda untuk melakukan hal-hal yang Anda kuasai dengan baik dan biarkan orang lain melakukan hal-hal yang mereka kuasai.
Kalau kita berfokus pada kelemahan kita, sudah bisa dipastikan kita tidak akan mencapai hasil maksimal. Bahkan, seringkali kita merasa stres dan frustrasi. Pertanyaannya sekarang, bagaimana kita tahu apa bidang kekuatan kita? Pertama, kita bisa melihat bidang mana saja yang kita mahir atau terampil. Kedua, dengan menanyakannya kepada orang lain. Terkadang kita memang tidak menyadari kalau kita mempunyai sebuah kelebihan tertentu. Saya sendiri pernah mengabaikan kelebihan saya dalam hal menulis selama beberapa tahun sampai seorang sahabat menasihati saya dengan mengatakan profesi sebagai penulis tidak mengenal masa pensiun. Dari sinilah saya tergugah untuk menulis buku. Ditunjang dengan hobi membaca buku (yang sebagian besar bisa dijadikan referensi), saya pun merasa pekerjaan ini sebagai sebuah bentuk permainan saja dan saya menghayatinya sepenuh hati.
Kalau kita masih juga sulit menemukan bidang kekuatan kita, saya sarankan agar membuka komunikasi yang lebih intensif dengan Yang Mahakuasa. Biarkan Ia berbicara dan kita mendengarkan. Memang dalam hidup ini, kita kurang memberikan waktu kepada Tuhan untuk berbicara kepada kita. Kita terlalu sibuk berbicara tentang Tuhan (talk about) sehingga seolah-olah kita paling tahu segala sesuatu tentang-Nya. Sering juga kita hanya berbicara kepada Tuhan dengan satu arah (talk to). Misalnya berdoa hanya untuk menyampaikan permohonan dan keluhan-keluhan kita. Sebaliknya, jarang sekali kita meluangkan waktu yang cukup untuk berbicara dengan Tuhan (talk with). Padahal saya yakin, Tuhan senantiasa mau berdialog dengan kita.
Kalau kita telah menemukan bidang kekuatan kita, akan lebih mudah bagi kita untuk membuat impian berdasarkan bidang kekuatan itu. Impian yang terfokus akan memberikan energi yang mendorong kita untuk berusaha mencapainya. Sahabat saya, Mas Aribowo Prijosaksono punya punya impian untuk memberikan insiprasi dan memberdayakan banyak orang agar memiliki kehidupan yang luar biasa (living a great live). Ditunjang kelebihannya dalam hal menulis, hingga kini ia telah menghasilkan 7 buah buku yang laris di pasaran (best seller). Salut! Bagaimana dengan Anda? ***
* Paulus Winarto adalah pemegang dua Rekor Indonesia dari MURI (Museum Rekor Indonesia), yakni sebagai pembicara seminar pertama yang berbicara dalam seminar di angkasa dan penulis buku yang pertama kali bukunya diluncurkan di angkasa. Sejumlah bukunya masuk dalam kategori best seller nasional, seperti First Step to be An Entrepreneur, Top Secrets of Success, Reach Your Maximum Potential dan The Leadership Wisdom.
sumber : google
Sekelompok peneliti dari University of Oslo, Norwegia, melakukan riset dengan responden sebanyak 5.000-an orang selama 20 tahun. Sebenarnya penelitian itu dilakukan untuk menemukan kebiasaan apa saja yang harus dilakukan agar orang bisa mengadopsi cara hidup yang lebih sehat. Namun dalam perkembangannya, para peneliti malah menemukan empat kebiasaan buruk yang bisa disebut "fatal". Keempatnya adalah merokok, minum minuman beralkohol, malas bergerak, dan memakan makanan yang kurang gizi (poor diet).
Dari seluruh responden itu ternyata ada 314 orang yang memiliki keempat kebiasaan buruk itu secara bersamaan. Sedangkan sebanyak 387 orang lain menghindari keempatnya (tak merokok, tak minum minuman beralkohol, berolahraga/aktif secara fisik, dan makan makanan bergizi). Sisanya memiliki kebiasaan buruk tapi tidak seluruhnya.
Tak dijelaskan, sebesar apa risiko dari kebiasaan merokok itu. Namun tampaknya sedikit atau banyak merokok, sama besar risikonya. Mengenai kebiasaan minum minuman beralkohol, disebutkan "buruk" jika diminum tiga kali sehari buat laki-laki atau dua kali sehari buat perempuan. Di bawah itu dianggap "normal". Sedangkan malas berarti ia melakukan aktivitas fisik (berolahraga) kurang dari dua jam seminggu. Lalu untuk poor diet, disebut begitu jika tubuh kita mendapat asupan buah-buahan kurang dari tiga kali sehari.
Nah, dari mereka yang memiliki keempat kebiasaan buruk itu (314 orang) ternyata 91 orang meninggal selama dalam periode penelitian (29%), sedangkan dari kelompok sehat (387 orang), hanya 32 orang yang meninggal (8%).
Juru bicara penelitian itu, Elisabeth Kvaacik, mengatakan beginilah kesimpulan para peneliti: jika kombinasi kebiasaan buruk itu dilakukan, akan membuat orang cepat meninggal. Kalau pun bisa panjang umur, penampilannya akan tampak 12 tahun lebih tua.
Mau sehat dan tampak lebih muda? Elisabeth menyarankan agar kita berolahraga setidaknya 2,5 jam seminggu. Dan biasakan diri untuk sering memakan sayuran dan buah-buahan! Menurut responden dari kelompok yang sehat, asupan sayur/buah yang baik adalah satu buah wortel, satu buah apel, dan segelas jus jeruk sehari. Atau bisa juga, kita berpatokan pada panduan dari AS, untuk asupan buah-buahan dan sayuran terbaik, yaitu minimal 4 gelas jus buah atau sayuran setiap harinya.
Mendengar pertanyaan itu, sesaat kakek dan nenek beradu pandang sambil saling melempar senyum. Dari tatapan keduanya, terpancar rasa kasih yang mendalam di antara mereka. "Aha, nenek yang akan bercerita dan menjawab pertanyaan kalian," kata kakek.
Sambil menerawang ke masa lalu, nenek pun memulai kisahnya. "Ini pengalaman kakek dan nenek yang tak mungkin terlupakan dan rasanya perlu kalian dengar dengan baik. Suatu hari, kami berdua terlibat obrolan tentang sebuah artikel di majalah yang berjudul ‘bagaimana memperkuat tali pernikahan'. Di sana dituliskan, masing-masing dari kita diminta mencatat hal-hal yang kurang disukai dari pasangan kita. Kemudian, dibahas cara untuk mengubahnya agar ikatan tali pernikahan bisa lebih kuat dan bahagia. Nah, malam itu, kami sepakat berpisah kamar dan mencatat apa saja yang tidak disukai. Esoknya, selesai sarapan, nenek memulai lebih dulu membacakan daftar dosa kakekmu sepanjang kurang lebih tiga halaman. Kalau dipikir-pikir, ternyata banyak juga, dan herannya lagi, sebegitu banyak yang tidak disukai, tetapi tetap saja kakek kalian menjadi suami tercinta nenekmu ini," kata nenek sambil tertawa. Mata tuanya tampak berkaca-kaca mengenang kembali saat itu.
Lalu nenek melanjutkan, "Nenek membacanya hingga selesai dan kelelahan. Dan, sekarang giliran kakekmu yang melanjutakan bercerita." Dengan suara perlahan, si kakek meneruskan. "Pagi itu, kakek membawa kertas juga, tetapi....kosong. Kakek tidak mencatat sesuatu pun di kertas itu. Kakek merasa nenekmu adalah wanita yang kakek cintai apa adanya, kakek tidak ingin mengubahnya sedikit pun. Nenekmu cantik, baik hati, dan mau menikahi kakekmu ini, itu sudah lebih dari cukup bagi kakek."
Nenek segera menimpali, "Nenek sungguh sangat tersentuh oleh pernyataan kakekmu itu sehingga sejak saat itu, tidak ada masalah atau sesuatu apapun yang cukup besar yang dapat menyebabkan kami bertengkar dan mengurangi perasaan cinta kami berdua."
Pembaca yang budiman,
Sering kali di kehidupan ini, kita lebih banyak menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi yang buruk, mengecewakan dan yang menyakitkan. Padahal, pada saat yang sama kita pun sebenarnya punya kemampuan untuk bisa menemukan banyak hal indah di sekeliling kita.
Saya yakin dan percaya, kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat, melihat, dan bersyukur atas hal-hal baik di kehidupan ini dan senantiasa mencoba untuk melupakan yang buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian, hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan, dan kedamaian.
Salam sukses luar biasa!!!
Andrie Wongso
Elly Risman, Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati, menerangkan, sebelum membuat tayangan pornografi, para ahli berkumpul untuk merancang "strategi". "Ada ahli dari ahli syaraf, psikolog, dan yang pasti ahli-ahli dari pembuat teknologi yang membuat tayangan tersebut menarik. Kemudian, pasar yang dibidik adalah anak laki-laki yang belum baliq," ujarnya setelah pembahasan Uji Materi UU Anti Pornografi, di Kantor KPAI Jakarta, Selasa (5/5).
Ia menerangkan, pada anak laki-laki yang belum mengalami masa puber sekitar umur 9 tahun, mereka mempunyai rasa penasaran yang tinggi terhadap tayangan pornografi. "Anak-anak dilarang menonton tayangan itu oleh orangtuanya dengan alasan masih kecil, dan itu membuat rasa penasaran mereka bertambah," kata dia.
Saat orangtua lengah, ia melanjutkan, anak akan mencuri-curi untuk menonton tayangan pornografi itu. Setelah menonton tayangan tersebut, apa yang dilihat akan tersimpan terus di dalam sistem limbik. "Tak jarang saat menonton, anak mengalami orgasme. Pada saat itu mereka memang merasa berdosa. Namun, karena merasa ada sesuatu yang menyenangkan, mereka akan mengulanginya lagi," ungkapnya.
"Dan setelah mengalami 33-36 kali pengalaman orgasme, seumur hidup anak akan kecanduan pada tayangan pornografi itu," imbuhnya.
Menurutnya, jika pada umur 9 tahun saja anak sudah kecanduan dengan tayangan pornografi, pada usia 14 tahun anak itu berpotensi melakukan hal-hal yang lebih berbahaya lagi karena setiap hari kadar adiksi dan tingkah laku anak terus berkembang.
"Untuk mencegah anak-anak kecanduan pada tayangan pornografi, orangtua juga harus mengawasi kegiatan anak. Kalau mau memberikan mainan untuk anak, sebaiknya dilihat dulu, kalau tidak mengerti tanya pada pihak lain," kata dia.
"Hilangkan budaya tidak peduli antara anak dan orangtua. Walaupun sibuk, tetap berikan perhatian kepada anak. Selain itu, pemerintah juga harus menegakkan peraturan dengan tegas. Anak-anak harus dilindungi," tandasnya.
Sumber : Kompas.com
Rasanya, hidup kita sekarang tak mungkin dipisahkan dari internet. Bahkan, bangun tidur pun yang dilakukan pertama kali adalah membuka internet untuk meng-update status di situs jejaring sosial.
Namun, waspadailah bila waktu Anda berselancar di dunia maya ini sudah masuk pada zona kecanduan. Studi teranyar menunjukkan bahwa 1,2 persen orang yang kecanduan internet cenderung mengalami depresi. Kesimpulan ini dihasilkan berdasarkan survei yang dilakukan secara online terhadap 1.310 pengguna internet.
Responden dalam survei ini berusia 16-51 tahun. Mereka ditanyai durasi penggunaan internet dan tujuannya. Para responden juga diberi beberapa seri pertanyaan untuk mengetahui apakah mereka menderita depresi.
Peneliti menemukan bahwa sejumlah responden mempunyai dorongan tinggi untuk berinternet hingga menggeser kehidupan sosial di dunia nyata. Mereka lebih suka berkomunikasi lewat situs jejaring sosial atau chat room. Sebanyak 1,2 persen responden tergolong dalam pencandu internet. Mereka lebih banyak berinteraksi di situs jejaring sosial, perjudian, atau situs porno.
Ketua peneliti, Dr Catriona Morrison, mengatakan bahwa di dunia modern ini internet memegang peran yang sangat penting tetapi diiringi dengan sisi gelap. Para pencandu internet lebih rentan depresi dibanding pengguna internet biasa.
"Banyak pengguna internet yang lebih mudah mengurus tagihan rekening, membalas e-mail, atau berbelanja. Namun, mereka juga mengaku sulit membatasi waktunya untuk memakai internet hingga mengganggu kehidupan nyata," paparnya.
Morrison mengungkapkan, belum diketahui apakah penggunaan internet yang berlebihan menyebabkan depresi atau mereka adalah orang-orang depresi yang menenggelamkan diri di dunia maya.
DrVaugn Bell dari Institute of Psychiatry di King's College London mengatakan, secara definisi, orang yang "kecanduan internet" memang secara emosional tertekan. Dengan demikian, ia berpendapat bahwa hasil studi ini tidak mengejutkan.
Studi ini menguatkan studi sebelumnya yang menyatakan bahwa orang yang stres atau dilanda kecemasan cenderung menggunakan internet lebih sering dibanding orang yang emosinya stabil. Menurut para pakar, cara seseorang dalam bersosialisasi akan berdampak pada kesehatan mentalnya.
"Para pencandu internet mulai kehilangan makna pertemanan karena menggantinya dengan teman-teman virtual di jejaring sosial. Hal ini mungkin memengaruhi kesehatan mental mereka," kata Sophie Corlett dari Mental Health Charity Mind.
Ia menambahkan, sosialisasi seharusnya dilakukan lewat kegiatan tatap muka, dan interaksi langsung merupakan salah satu faktor yang membuat mental kita selalu dalam keadaan sehat. Biar bagaimanapun, manusia adalah makhluk sosial.
Cita Cita Bukanlah Harapan, Melainkan Visi"
Kita Tidak Berkhayal atau Berharap Bahwa Cita cita Itu
Akan mencari kita; Tapi Kitalah Yang Mencari Mereka"
Kita bisa memilih untuk membangun dan menciptakan takdir kita sendiri. “Ada saat ketika kita harus dengan tegas memilih jalan mana yang akan kita tempuh atau tempaan peristiwa yang terus-menerus akan memutuskannya untuk kita,” kata Herbert Prochnow. Bagi mereka yang memilih “pasrah” mirip setangkai daun yang jatuh dari sebuah pohon ketika badai melanda yang melayang layang tanpa tujuan hingga mendarat di suatu tempat tak dikenal.
Orang-orang seperti itu, kata Snow, jatuh ke mana pun angin bertiup. Lelah dan terpukul hingga pada akhirnya terinjak-injak dan remuk! “Saya tahu hal itu mungkin terdengar kasar, namun pikirkan tentang semua orang di dunia ini yang tidak pernah melakukan sesuatu yang berarti dan akhirnya terlambat menyesali segala yang SEHARUSNYA BISA DAN SUDAH mereka capai”, ujarnya.